Taman Sari Yogyakarta : Wisata bersejarah yang instagramble

Taman Sari Yogyakarta – Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki banyak sekali wisata yang beragam.

Wisata yang ada di Yogyakarta terdiri dari Wisata bersejarah, wisata alam, wisata buatan, dan wisata kuliner.

Pada artikel ini kita akan membahas salah satu destinasi wisata bersejarah yang ada di Yogyakarta.

Wisata bersejarah yang akan di bahas adalah Taman Sari Yogyakarta.

Taman Sari Yogyakarta : Wisata bersejarah yang instagramble satu

Taman sari Yogyakarta merupakan cagar budaya yang di bangun pada tahun 1758 oleh Sultan Hamengkubuwana pertama.

Wisata bersejarah ini di kelilingi oleh benteng setinggi 6 meter yang dulunya di gunakan untuk tempat mandi para selir dan putri Sultan Hamengkubuwana.

Jika ditelusuri, di sini ada menara tinggi yang biasa di gunakan untuk mengamati istri raja saat mandi.

Banyak pengunjung mendatangi lokasi ini untuk menikmati keindahan sembari merasakan nuansa kesultanan Yogyakarta pada masa lalu.

Tak heran, jika Taman Sari Jogja menjadi salah satu tempat wisata populer di kota ini.

Sejarah Taman Sari Yogyakarta

Taman Sari merupakan salah satu situs peninggalan di Indonesia yang memiliki nilai budaya Jawa yang kental dan menceminkan kekuasaan raja pada masanya, bangunan yang berada tepat di barat daya Keraton Yogyakarta Hadiningrat ini di bangun pada Tahun 1684 yang di awali pembangunan Gapuro Agung (Pintu Depan/Gerbang Depan) sampai Gerbang Kenari (Pintu Belakang) pembangunan di lakukan selama 7 tahun di tahun Masehi 1758.

Bangunan Taman Sari ini menerapkan 4 unsur budaya yaitu budaya Cina, budaya Budha, budaya Hindu, budaya Islam.

Luas keseluruhan area Taman Sari yaitu 13 hektar yang terbagi menjadi 5hektar bangunan dan 8 hektar yang dulunya adalah lautan buatan. Berdirinya Taman Sari tidak lepas dari hubungan dengan kesultanan Yogyakarta.

Taman Sari di bangun pada masa pemerintahan Bendoro Radenmas Sujono yang merupakan raja pertama dari keraton Yogyakarta Hadiningrat atau biasa di kenal dengan Sri Sultan Hamengkubowono I, merupakan putra Amangkurat IV yaitu raja dari Kasunan Kartasura yang lahir dari selir bernama Mas Ayu Tejawati.


Pembangunan Taman Sari selesai pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono II. Semasa pemerintahan Panembahan Senapati ing Ngalaga beliau pernah memerintahkan untuk dibuat suatu permandian di suatu umbul (mata air) yaitu di Pacethokan.

Umbul tersebut memiliki mata air yang besar dan jernih. Pemandian Pacethokan menjadi Pesanggrahan Taman Sari.

Dapat di katakan bahwa dahulu daerah tersebut merupakan daerah yang subur, tentram dan makmur, sesuai dengan keberadaan mata air yang melambangkan kehidupan.

Pesanggrahan Taman Sari dapat di artikan sebagai suatu tempat yang dibangun untuk bercengkrama dan rekreasi.

Hal tersebut dapat di lihat dari perwujudan bangunan lorong-lorong dengan taman taman bunga, kolam permandian yang sangat lebar dan tidak terlalu dalam, dihiasi dengan aneka bunga pohon di sekelilingnya.

Namun bila di perhatikan lebih jauh, bangunan Taman Sari tidak hanya untuk bersenang-senang semata.

Dilihat dari adanya ‘urung-urung’ atau jalan bawah tanah yang di bangun cukup banyak, juga bangunan pulo cemethi yang berfungsi tempat peninjauan bila ada musuh datang.

Sri Sultan berkenan tinggal di Pesanggrehan Taman Sari 2-3bulan lamanya. Setelah itu beliau kembali ke Keraton, kemudian kembali lagi ke Taman Sari.

Demikian terjadi terus menerus. Bedasarkan penuturan para ahli, Sri Sultan berada di Taman Sari bersama permaisuri serta para putra putri, saudara dan abdi dalem.

Tata tertib yang berada di Taman Sari hampir sama dengan tata tertib yang berada di Keraton.

Dalam kesehariannya mengikuti Sri Sultan saat di Pesanggrahan Taman Sari, para abdi dalem laki-laki dan perempuan tetap menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

Ada yang bertugas menjahit pakaian, membatik, memasak, memelihara taman, menjaga pintu gerbang, juga membuat berbagai peralatan perang seperti: meriam, peluru, tombak, dan pedang.

Daya Tarik Taman Sari Yogyakarta

Jika kamu hendak mengunjungi Taman Sari Jogja, sebaiknya siapkan fisik seprima mungkin. Karena kamu akan menyusuri setiap bangunan yang ada.

Meski terlihat melelahkan, namun daya tarik yang di miliki Taman Sari Jogja menghempaskan semua kelelahan yang ada. Daya tarik yang di miliki Taman Sari Jogja yaitu:

Kolam Taman Sari

Daya tarik yang pertama kita bahas ialah mengenai kolam pemandian yang ada di Taman Sari Jogja, di mana terdapat tiga buah kolam dengan nama dan fungsi yang berbeda-beda.

Nama dan fungsi dari kolam-kolam tersebut ialah:

  • Umbul Pamucar untuk para selir raja.
  • Umbul Kawitan untuk putra-putri raja.
  • Umbul Panguras kolam untuk raja.

Dua buah kolam yakni Umbul Pamucar dan Umbul Kawitan letaknya dekat dengan pintu gerbang.

Menurut cerita yang di sampaikan oleh guide, selir-selir raja yang sedang berada di kolam akan di amati oleh raja dari sebuah menara yang letaknya berada dekat dengan Umbul Pamucar.

Kemudian raja akan melemparkan bunga kantil ke arah Umbul Pamucar, barangsiapa yang terkena bunga kantil tersebut akan ikut ke Umbul Panguras bersama raja.

Kolam-kolam tersebut di hiasi dengan ornamen air mancur dengan bentuk seperti kepala naga dengan hiasan pot di sekelilingnya.

Selain itu di setiap penjuru kolam terdapat tempat untuk menyalakan dupa atau wewangian, yang akan di nyalakan ketika raja, para selir, dan putra-putri raja sedang mandi.

Bangunan-Bangunan Yang Menawan

Taman Sari Jogja di hiasi dengan berbagai bangunan atau gapura yang terlihat sangat kokoh, serta memiliki simbol tertentu. Gapura atau bangunan-bangunan tersebut di antaranya:

  • Gapura Panggung,
  • Gapura Agung,
  • Gedung Kenongo,
  • Terowongan atau lorong bawah tanah, dll.

Meski sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu dan sudah mengalami beberapa kali renovasi, bangunan-bangunan yang ada di Taman Sari Jogja masih terlihat sangat kokoh.

Hanya di beberapa bagian dindingnya saja yang tampak sudah mulai menghitam.

Ketika berada di Taman Sari Jogja, banyak pengunjung yang mengabadikan diri bersama dengan beberapa bangunan yang ada.

Sumur Gumuling

Lokasi selanjutnya bernama Sumur Gumuling, yang menjadi lokasi favorit pengunjung untuk berfoto. Sumur Gumuling bukanlah sebuah sumur biasa, melainkan sebuah masjid bawah tanah.

Selain berfungsi sebagai masjid, Sumur Gumuling juga berfungsi sebagai bunker perlindungan bagi sultan dan keluarga jika mengalami serangan yang membahayakan.

Masjid bawah tanah ini berbentuk dua tingkat melingkar hingga 360 derajat, dengan bagian tengahnya berlubang. Selain itu, di masjid ini terdapat sumur yang di kelilingi oleh lima buah tangga yang melambangkan jumlah Rukun Islam.

Lokasi ini merupakan tempat favorit pengunjung untuk berfoto, bahkan pernah di gunakan untuk spot foto Prewedding.

Harga Tiket dan jam operasional

Objek Wisata ini buka dari hari Senin-Minggu dari jam 09.00-15.00. Harga Tiket masuk Tamansari relatif murah yakni untuk wisatawan lokal dikenakan biaya Rp. 7500/orang dan untuk wisata asing dikenakan biaya Rp. 15.000/orang.

Biaya tambahan jika membawa kamera sebesar Rp. 3000, Sedangkan untuk biaya parkir sendiri yakni untuk motor sebesar Rp. 2000 dan untuk mobil sebesar Rp. 5000. Untuk parkir minibus dan bus bisa parkir di parkiran umum Ngabean.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari sentul.city

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca