New Normal – Dunia sedang dihebohkan dengan suatu kejadian luar biasa yang memberikan dampak global kepada seluruh manusia, Pandemi. Berawal dari sebuah bagian kecil dari suatu wilayah di daratan China yang saat ini sudah meluas ke seluruh dunia memaksa manusia untuk bertahan hidup dengan menjaga kebersihan diri lebih baik, menjaga jarak fisik dan memaksa kita masuk ke tatanan baru, a new normal sebutannya.
Manusia sebagai mahluk sosial memang sudah terbiasa dengan kegiatan sosial yang berkaitan dengan sentuhan fisik seperti berjabat tangan, berpelukan, cium tangan dan lain sebagainya. Akan tetapi, kegiatan sosial antara manusia itu mungkin saat ini perlahan-lahan mulai hilang, bukan karena sikap acuh tak acuh melainkan karena keadaan yang tidak seperti dulu lagi.
Meskipun angka kematian akibat penyakit kronis lebih besar dibandingkan penyakit dari virus Covid 19 ini tetapi “Contagion” atau penularan dan penyebarannya yang menjadi fokus permasalahan. Manusia terbiasa dengan kegiatan bersosial dan Covid 19 ini menular melalui kegiatan sosial tersebut. Masih hangat dibayangan kita dimana saat negara Italia pernah menjadi cluster penyebaran covid 19 yang besar beberapa waktu lalu dikarenakan adanya gegap gempita pendukung klub sepakbola Atalanta yang senang dan bahagia karena klub kesayangannya melaju ke babak 16 besar liga Champion Eropa. Ribuan orang turun kejalan, berpelukan, berjabat tangan merayakan kemenangan tersebut, siapa sangka itu adalah sebuah malapetaka.
Dampak dari Covid 19 ini terasa keseluruh lini masyarakat, tanpa terkecuali. Restoran tutup, cafe tutup, perkantoran melakukan kegiatan work from home, PHK massal, sepinya kegiatan ekonomi di pasar. Banyak perdebatan terjadi, ada yang bilang virus ini sebuah senjata pemusnah massal, konspirasi, virus yang mampu berevolusi dan lain sebagainya yang membuat ratusan opini bergulir di kepala masyarakat Indonesia sehingga menjadikan segala hal menjadi tidak pasti, satu satunya kepastian adalah ketidakpastian itu sendiri. Disatu sisi masyarakat terhimpit ekonominya dan melanggar peraturan dengan memulai kegiatan berekonomi dan disisi lain masyarakat ingin terhindar dari pandemi ini, sebuah dilematika yang tidak diinginkan.
Peran pemerintah selalu ada mulai dari awal munculnya Covid 19 di Indonesia, berbagai macam tindakan dilakukan dan berbagai macam kritik juga didapatkan. Akhir-akhir ini muncul wacana New Normal yang digaungkan pemerintah, sebuah tatanan baru untuk kehidupan bermanusia pasca pandemi ini dimana kita bisa melakukan semua kegiatan tapi tetap melakukan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus ini. Pertanyaanya apakah kita siap ? atau apakah kita cukup dewasa dan menerima semuanya dengan lapang dada ? apakah kita sadar bahwa virus ini ada ? apakah kita sadar bahwa ada cara untuk mencegah penularan virus ini ? apakah kita mampu melawan ego masing masing ?.
Fase ini adalah strategi dari pemerintah untuk tetap mempertahankan perekonomian rakyat dan juga menjaga penularan covid 19. Apapun strateginya, entah itu dari Presiden, WHO atau ide individu dari anda, saya, dia, mereka atau kita semua akan menjadi percuma dan sia sia jika kita sebagai manusianya masih bersikap langit. Sepintar apa kita ? sekuat apa kita ? setangguh apa kita ? sampai berani menentang alam, siapa yang mengatur alam ini ? yang pasti bukan Presiden, WHO, bukan saya, anda, dia, mereka atau kita semua. Lakukan semua seperti sedia kala dan selalu utamakan untuk mencegah hal ini menular pada setiap kegiatan yang anda lakukan, kita pasti bisa !.