Biaya masuk ponpes al ashriyyah nurul iman – Pesantren, jika dilihat dari sejarah, sosiologis dan antropologis, lembaga ini dipandang sebagai lembaga pendidikan alternatif di Indonesia, pemerintah kini mulai membuka matanya untuk melihat keberlangsungan pesantren dengan membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan pesantren, seperti mengesahkan hari santri, pemberian Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) secara rutin dan lain sebagainya.
Sebagai lembaga pendidikan, Pesantren memiliki ciri-ciri khas yang berbeda dari lembaga pendidikan pada umumnya. Ciri khas yang disandang itu menjadikan tidak akan mungkin pesantren diberlakukan peraturan yang sama dengan sekolah. Penyelenggaraan pendidikan di pesantren salaf pada umumnya dengan menggunakan metode sorogan, bandungan, dan wetonan.
Baca : Pesantren Tahfidz di Bogor Yang Bagus dan Murah
Sistem sorogan merupakan proses pembelajaran yang bersifat individual pada dunia pesantren atau pendidikan tradisional, dan sistem pembelajaran dasar dan paling sulit bagi para santri, sebab santri dituntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin diri dalam menuntut ilmu
Pondok Pesantren Nurul Iman dinaungi oleh Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang didirikan oleh Abah Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim beserta istrinya Umi Waheeda, memiliki formula pendidikan yang khas yaitu dengan mengkombinasikan unsur pendidikan agama dan umum secara terpadu dengan porsi yang semestinya.
Sistem ini memungkinkan terbentuknya generasi santri yang dinamis dan tangguh dalam menghadapi tantangan globalisasi dengan tetap dilandasi oleh kemampuan spiritual yang memadai. Di samping hal itu, santri juga difasilitasi pembelajaran ketrampilan khusus seperti komputer, menjahit, teknisi, bahasa asing, dan lain-lain.
Tidak berhenti di sini, Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding Schoolpun begitu mengedepankan pendidikan entrepreneurship santri, dengan mendirikan koperasi yang membawahi berbagai macam bidang usaha diantaranya roti, air dalam kemasan, tahu, tempe, susu kedelai, pupuk organik, percetakan, studio, daur ulang, sampah dan membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang membawahi pertanian, perikanan, peternakan dan lain-lain.
Baca : Biaya Pondok Pesantren Nurul Iman di Bogor 2023
Hal ini dimaksudkan agar kemampuan wirausaha santri dapat terasah dengan matang dan siap guna, baik secara teoritis maupun praktis. Secara praktikal, kegiatan pendidikan dilangsungkan dengan jaminan bebas biaya bagi seluruh peserta didik santri yang hingga Januari 2021 telah mencapai jumlah ± 15.000 santri.
Pembebasan biayapun tidak terbatas hanya pada kebutuhan pendidikan, namun juga pada pemenuhan kebutuhan konsumsi, asrama, kesehatan dan lain-lain. Dengan dibina oleh 500 staff pengajar mulai dari paud sampai sekolah tinggi, pendidikan diselenggarakan dengan satuan pendidikan formal dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan Sekolah Tinggi.
Dalam mekanisme pelaksanaanya, para donatur menawarkan jenis bantuan sarana infrastruktur pesantren kepada pihak yayasan. Kemudian saat pihak yayasan telah menyepakati, maka seluruh kegiatan pembangunannya yang meliputi pemilihan arsitek, kontraktor, bahan bangunan dan pembiyayaan lain sepenuhnya diserahkan kepada donatur selaku penyandang dana.
Adapun yayasan hanya menjalankan amanat penggunaan bangunan tersebut yang secara utuh berstatus wakaf, sehingga secara hukum, fasilitas tersebut tidak dapat dialihfungsikan untuk kepentingan lain, selain sebagai penunjang kesuksesan belajar santri. Pondok Pesantren Nurul Iman memliki tiga aspek di dalam manajemen pesantrennya yakni kepesantrenan, kependidikan dan kewirausahaan.
Al-Ashriyyah Nurul Iman merupakan salah satu pondok pesantren di Indonesia yang mengembangkan kemandirian wirausaha dalam memajukan perekonomian.
Memiliki 15.000 santri mulai dari level Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi Agama Islam tentunya memerlukan pengelolaan yang tidak mudah. Dibutuhkan tenaga, pikiran, materi, dan keuangan yang benar-benar profesional.
Pondok Pesantren yang terletak di Parung Bogor ini memiliki 59 unit usaha dengan produk yang berbeda. Unit usaha itu antara lain peternakan sapi dan kambing, perikanan pengolahan sampah daur ulang, air mineral, perkebunan kopi, jagung, dan lainnya. Pontren membebaskan para santri dari biaya apapun.
Semua unit usaha ini dikerjakan oleh para santri, sehingga semuanya dari santri, oleh santri dan untuk santri. Para santri dididik, digembleng secara fisik dan mental agar kelak menjadi pribadi yang mandiri dan handal ketika terjun di masyarakat, baik secara keilmuan maupun secara materiil.
Memorandum of Understanding (MoU) dibuat sebelum calon santri masuk di Pontren ini. Di antara kesepakatan tertulis tersebut adalah para santri wajib menyelesakan pendidikan di Pontren Nurul Iman hingga sarjana S1, dan sebelum diwisuda ada kewajiban pengabdian selama 2 tahun bagi setiap santri yang telah lulus dari S1.
Sebagai lembaga pendidikan, Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang didirikan oleh Abah (Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim) beserta istrinya Umi Waheeda, memiliki formula pendidikan yang khas yaitu dengan mengkombinasikan unsur pendidikan agama dan umum secara terpadu dengan porsi yang semestinya.
Biaya Masuk Ponpes Al Ashriyyah Nurul Iman
Al Ashriyyah Nurul Iman telah melakukan penyelarasan dan modernisasi diberbagai sektor. Namun pembaharuan tersebut tetap tidak meninggalkan praktik pengajaran lama (tradisional) yang masih relevan. Karena, bila dilihat dari sistem pembelajaran dan interaksi antara guru dan murid, pola pembelajaran pesantren sudah mencapai taraf modern.
Namun, sayangnya tolak ukur kemajuan seringkali hanya dilihat dari bidang sains dan teknologi belaka. Oleh karena itu, Abah dan Umi (pendiri dan pimpinan) pesantren melakukan konfigurasi sistemik dan kultural antara metode tradisional dengan metode konvensional modern.
Dalam prakteknya, Al Ashriyyah Nurul Iman masih tetap berpegang teguh pada nilai- nilai Islami dan kesederhanaan yang proporsional. Karena, sejatinya pesantren mempunyai prinsip yang sudah lama mengakar kuat, yaitu: “almuhafadzah ‘ala qadim as-shalih wa alakhdzu bi al-jadid al- ashlah”, yaitu tetap memegang tradisi lama yang positif dan mengimbanginya dengan mengambil halhal baru yang positif pula.
Sehingga dinamika sekaligus problematika yang muncul kemudian dapat seirama dengan watak asli kultur pesantren yang khas. Secara garis besar, management system Al Ashriyyah Nurul Iman dibagi dalam tiga bidang, yaitu: bidang kepesantrenan, bidang pendidikan, dan bidang wirausaha. Semuanya itu mempunyai tugas pokok dan fungsi masingmasing, namun tetap merupakan satu kesatuan.
Manajemen Kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Bogor Berawal dari pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan Pondok Pesantren, perlu adanya kreatifitas yang menunjang untuk membantu berjalannya kegiatan santri santri, dengan berdirinya unit usaha daur ulang sampah pada tahun 1998.
Semenjak Pondok Pesantren ini berdiri, dengan dikelola oleh santri-santri yang sudah ditunjuk oleh pihak Yayasan sebagai penanggung jawab berjalannya unit usaha ini, usaha ini pertama kali digagas oleh Pegasuh dengan tujuan untuk “melestarikan lingkungan hidup dan meningkatkan kretivitas santri yang mandiri”.
Karena melihat potensi penghasilan dari sampah yang sangat banyak, sehingga munculnya ide untuk memanfaatkan barang- barang sampah yang dapat didaur ulang untuk dijadikan barang yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Hasil dari daur ulang sampah tersebut dipergunakan untuk mendirikan usaha pembuatan roti, dari situlah perkembangan unit-unit usaha satu persatu bertambah banyak, sehingga muncul unit koprasi Nurul Iman, dari penghasilan tersebut Pengasuh membelikan santri sebuah mesin Offset berukuran sedang yang sekarang menjadi percetakan serta bekembangnya unit-unit usaha lainnya.
Dari beberapa kegiatan santri yang sering dijadikan objek perbandingan dan studi banding adalah penerapan entrepreneurship, sekitar 16 unit kewirausahaan dijalankan dilembaga tersebut serta unit usaha-usaha lainnya, yang baru dirintis dengan jumlah keseluruhan 22 unit usaha yang pastinya.
Untuk menekankan santri dalam mengedepankan sklill yang harus digali dalam berwirausaha dapat dimulai dengan praktek secara langsung melalui beberapa unit usaha, Hal ini dimaksudkan agar kemampuan wirausaha santri dapat terasah dengan matang dan siap guna, baik secara teoritis maupun praktis sehingga santi tidak bimbang lagi ketika sudah lulus dari pondok pesantren, dari kemampuan skill yang dimilikinya.
Review Pengunjung di Google
Gak berharap banyak dari pondok gratis , namanya gratis pasti ada kekurangan, klo mmng niat bnr2 pingiin mondok ya pst betah meski dipondok sulit . Toh itu buat pembelajaran diluar nanti spy gk kaget jalanin hdp susah .
Saya ini contoh nya masuk ke sini pas bapak sdh almarhum sy gk pny biaya buat lanjut sekolH ahir nya saya putuskan kesini meski mkn tahu tempe, mnm aer keran, bab ngantri , mandi ngantri , ya gk masalah toh itu bentuk melatih kesabaran . Guna nya mondok kan memang hdp prihatin hdp susah tp mental kuat .
Klo mau senang ya hdp drmh disuapin ayah ibu tp mental manja . Namnya mondok gratis ada suka ada duka nya telen aja . Alhamdulillah sy bertahan sampe lulus Sarjana s1 , dmn lagi coba gratis tp sekolah smp s1 ya disini doank meski perih .
Bersyukur aja udh diksh mkn , mnm , tmpt tinggal ya jgn ngelunjak org tua nya pingin anak2 difasilitasi spt yg mondok berbayar mahal . Klo mau yg enak2 ya sanggup sana mondol gontor yg biaya 100% tinggi. Kita mandang sesuatu itu buruk maka blm tentu kita bisa mampu juga spt didikan sekolah tsb .
Mau gratis atau berbayar smw tergantung niat anak nya mondok atau enggak . SEMUA ORANG BISA MASUK PESANTREN tapi tdk semua bisa bertahan dipesantren hanya orang orang terpilih lah yg mampu bertahan . Mereka org org pilihan dari Allah , ibarat batu ia akan bisa mahal dijual jika semakin keras . Seperti batu berlian . – SUSI SUSANTI (Bintang 5)
Pesantren full gratis dari TK hingga S1 yang berkualitas .. semoga keluarga habib Segaf dimudahkan mengelolanya, berkembang dan berkah…dan para santrinya menjadi pribadi yang bertakwa, alim, terampil dan bermanfaat dan berkah ilmunya – BERKAH MAXIMA ( Bintang 5)
Penghargaan untuk Founder Pondok
Dr. Hj. Umi Waheeda binti H. Abdurrahman, S. Psi, M. Si mendapat penghargaan sebagai Aktivis Islami/Pengusaha Sosial yang diselenggarakan oleh BPIP RI dalam Penganugerahan Ikon Prestasi Pancasila dan Insan Pancasila Tahun 2023 yang berlokasi di Gedung Merdeka, Kota Bandung. Hadir dengan 5 kategori penganugerahan yakni Sains dan Inovasi, Kewirausahaan Sosial, Seni dan Budaya, Olahraga, Tokoh/Penggerak Lintas Iman. ( 10 September 2023)
Bakti Sosial Yayasan Tzu Chi Indonesia di Nurul Iman
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan bakti sosial dalam bidang kesehatan atau yang akrab disebut “Baksos” di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman. Acara baksos dari Tzu Chi Indonesia dan Taiwan yang memberikan pelayanan dan perawatan terhadap santri.
Pagi hari tepat pada pukul 08 acara dimulai dengan khidmat dan dilanjuti dengan berbagai selingan kreasi seni santri, marawis dan isyarat tangan, Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Dr. Hj. Umi Waheeda binti H. Abdurrahman, S.Psi, M.Si selaku pembina Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman. dan juga dari beberapa perwakilan dari Tzu Chi dan terakhir adalah pembukaan simbolis oleh Umi Waheeda sebagai pertanda bakti sosial sudah dapat dilaksanakan.
Acara baksos dimulai dari santri putri yang sudah terlebih dahulu di kampus biru, tempat baksos dilaksanakan, sesudahnya akan disusul oleh santri putra saat siang. Baksos Tzu Chi di Nurul Iman merupakan program yang akan dilaksanakan di setiap tahunnya, sehingga ini merupakan suatu kebaikan bagi Nurul Iman dan Tzu Chi dalam melakukan kerjasama antar sesama.
Dalam wawancara, Umi mengucapkan terima kasih kepada yayasan Tzu Chi karena telah memberikan bantuan berupa layanan kesehatan yang dimana itu sangat bermanfaat bagi santri Nurul Iman. Umi juga menambahkan “kerja sama ini bukan hanya pengobatan saja, tapi ini juga sebagai penguat tali persaudaraan Nurul Iman dan Yayasan Buddha Tzu Chi, Insya Allah kerja sama ini sampai kiamat”.
Umi waheeda memberikan pedoman dan contoh teladan yang baik bahwa ke semua santri, untuk tetap saling menjaga tali persaudaraan dan saling toleransi antar sesama umat beragama.