Tempat Wisata di Masjid Istiqlal – Para warga di Jakarta pasti mengenal dengan masjid megah ini.
Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara.
Tempat ini menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Islam di Ibu Kota.
Posisi keduanya hanya di pisahkan oleh sebuah jalan.
Daya tarik dari Masjid Istiqla telah di bangun Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan kedua tempat peribadatan tersebut.
Dengan terdapat fasilitas baru ini, peran keduanya menjadi simbol silaturahmi juga semakin erat.
Masjid ini berkapasitas jamaah yang lebih dari 200.000 orang, luas bangunan dan halaman masjid mencapai 10 ha.
Ditambah dengan gaya arsitektur modern, semakin membuat tempat ini terlihat cantik.
Struktur bangunan Masjid Istiqlal terdiri dari satu lantai dasar dan lima lantai. Masjid Istiqlal memiliki taman.
Di bagian teratas masjid, terdapat kubah besar dengan diameter 45 meter.
Kubah ini di topang oleh 12 buah tiang.
Masjid Istiqlal adalah tempat wisata religi terpopuler di Indonesia.
Tempat ibadah umat Islam ini merupakan situs cagar budaya yang resmi terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bukan hanya menjadi sebuah tempat ibadah, Masjid Istiqlal menjadi saksi perkembangan kota Jakarta.
Selain di jadikan sebagai tempat ibadah, masjid ini di gunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia dan melakukan kegiatan seperti pengajian, tabligh akbar, dan perayaan hari besar Islam.
Tahun Berdirinya Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal berdiri selama 44 tahun sejak di resmikan pada 22 Februari 1978.
Sejarah pembangunan tempat wisata di jakarta ini yang berada di Jakarta Pusat ini menjadi sejarah pembangunan besar di Indonesia.
Pada awal pembangunan Masjid Istiqlal karena dari ide Presiden Soekarno di tahun 1950-an.
Pemancangan tiang pertama terjadi pada tahun 1961.
bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di saksikan oleh ribuan umat Islam
Membutuhkan waktu 17 tahun hingga akhirnya Masjid Istiqlal berdiri.
Akhirnya Masjid Istiqlal selesai di bangun dan di resmikan Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.
Masjid terbesar di Asia Tenggara, yang megah setelah di renovasi.
Butuh waktu lama untuk umat Islam memiliki sebuah masjid di ibukota Jakarta. Keinginan itu sudah muncul pada masa kolonial Belanda.
Saat itu masjid hanya terdapat di kampung-kampung dalam ukuran kecil dan sederhana.
Namun, keinginan itu jelas tak mungkin terwujud.
Ide awal pembangunan Masjid ini muncul tahun 1944 dalam pertemuan sejumlah ulama dan pimpinan organisasi dan tokoh-tokoh Islam yang berada di Pegangsaan Timur.
Para Ulama dan tokoh Islam menginginkan di bangun sebuah masjid agung di kota Jakarta yang juga sudah lama di ingin kan umat Islam.
Soekarno sendiri lebih sering menyebut pembangunan masjid ini dengan nama Masjid Jami’ yang sama artinya dengan masjid agung.
Soekarno menanyakan biaya yang telah di siapkan untuk pembangunan Masjid Istiqlal kepada para ulama.
Para ulama dan tokoh tersebut mengatakan dapat menjamin pendanaan Rp 500.000 dari hasil patungan.
Soekarno merasa uang tersebut tidak cukup. Sebab ia ingin agar Masjid Istiqlal di bangun secara megah dan kokoh.
Para ulama dan tokoh Islam pada saat itu berusaha untuk meyakinkan Soekarno terkait dana yang di siapkan cukup. Lalu, para ulama dan tokoh Islam tesebut juga mengatakan banyak Umat Islam juga siap untuk menyumbang kayu, bahan bangunan, kapur dan genteng.
Soekarno menjelaskan berkeinginan agar Masjid Istiqlal di bangun dengan dapat bertahan dalam waktu lama sehingga apabila material kayu yang di gunakan, maka niat tersebut akan sulit terlaksana.
Soekarno memberikan pertimbangan kepada para ulama dan tokoh Islam untuk membangun masjid Jami’ yang dapat kokoh, tahan dengan zaman. Untuk itu, Masjid Jami’ yang sekarang bernama Masjid Istiqlal harus di bangun dari kerangka besi, dari beton, pintu dari perunggu, dan lantai dari batu alam.
Tempat Wisata di Jakarta Arsitek Masjid Istiqlal
Pada isi dalam Masjid Istiqlal terbentang karpet merah marun di seluruh lantai.
Tiang-tiang besar menopang kubah di atasnya. Ragam hias ornamen masjid begitu elegan.
Sama seperti sisi luar, bagian interior juga memiliki tata pencahayaan yang mempesona.
Hal yang menarik lainnya adalah arsitek Masjid Istiqlal yang ternyata seorang non-Muslim.
Pada saat itu, Soekarno mengadakan sayembara untuk mencari arsitek Masjid ini pada tahun 1955.
Lalu dari 30 peserta, sampai pada akhirnya mengerucut menjadi lima finalis.
Akhirnya, pada Juli 1955, dewan juri yang di ketuai Soekarno menetapkan Friedrich Silaban yang memenangkan sayembara desain sebagai arsitek Masjid Istiqlal.
Friedrich merupakan seorang Kristen Protestan yang berasal dari seorang pendeta.
Friedrich berusaha mencari inspirasi desain dengan menjelajahi Indonesia dan melihat referensi masjid di dunia.
Namun, tetap menegaskan bahwa rancangan masjid itu merupakan asli dan tidak meniru bangunan mana pun.
Patokan nya dari kaidah-kaidah arsitektur yang akan di sesuaikan dengan iklim Indonesia, serta berdasarkan apa yang di kehendaki umat Islam terhadap sebuah masjid.
Fasilitas Masjid Istiqlal
Menjadi sebuah tempat wisata di Jakarta yang terkenal, bangunan masjid telah memiliki fasilitas yang lengkap.
Fasilitas-fasilitas tersebut, antara lain:
- Tempat ibadah
- Area parkir kendaraan
- Toilet bersih
- Kamar mandi bersih
- Rest Area
- Tempat wudhu
Di luar fasilitas yang sudah takmir masjid sediakan,
Masjid Istiqlal memiliki konsep bangunan ramah lingkungan dan juga ramah bagi penyandang disabilitas.
Pengunjung juga dapat menikmati berbagai makanan khas Jakarta di warung-warung yang ada.
Pada saat bulan puasa, menu-menu tersebut juga sering menjadi menu sahur atau berbuka.
Tempat Wisata di Jakarta Masjid Istiqlal Jam Operasional
Terkait informasi jam operasional layanan untuk Masjid Istiqlal yaitu buka pukul 04.00
Menjadi tempat ibadah dan juga destinasi wisata religi seperti Masjid Agung Jawa Tengah, masjid ini buka setiap hari dan pukul berapa saja.
Jam buka operasional untuk tempat ini mungkin dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Lokasi Masjid Istiqlal
Persisnya, masjid ini beralamat lengkap di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Posisi Masjid Istiqlal ini yang strategis dapat di akses baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan transportasi umum.
Pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi, rute yang di pilih adalah via Cawang, Cempaka Putih, Grogol, dan via Semanggi.
Rute-rute ini akan menempuh jalur yang berbeda-beda.
Sedang pengunjung yang menggunakan transportasi umum, bisa memulai dari bandara dan sejumlah stasiun serta terminal yang ada di Kota Jakarta.
Jika dari bandara naik Damri dengan jurusan Stasiun Gambir.
Pada saat di Stasiun Gambir pelataran timur.
Hanya berjalan kaki arah utara ke Masjid Istiqlal.
Kondisi lalu lintas Jakarta yang padat tentu akan membuat pengunjung beralih menggunakan transportasi umum ataupun menyetir sendiri.
Jangan lupa untuk tetap menjaga jarak , menggunakan masker, mencuci tangan, dan membawa hand sanitizer.
Daya tahan tubuh juga harus di jaga dengan selalu minum vitamin.
Terima kasih.