Gereja Zebaoth Bogor : Warga Bogor Rukun Beragama

Gereja Zebaoth Bogor cover

Gereja Zebaoth Bogor- Indonesia merupakan negara dengan karakteristik masyarakat yang majemuk dan beragam. Beragam suku, ras, etnis dan agama adalah bentuk dan jenis masyarakat di Indonesia. Tak heran mengapa para pendiri negara ini mengusulkan “Bhineka Tunggal Ika” sebagai slogan negara untuk mempersatu keberagaman yang ada di Indonesia.

Contoh dari kerukunan antar masyarakat dapat dilihat dari kebebasan setiap Individu untuk menjalankan perintah agama sesuai dengan keyakinan masing masing, tidak boleh ada yang melarang atau membubarkan paksa karean kebebasan tersebut tercantum dalam undang undang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gereja Zebaoth Bogor interior
Interior gereja Zebaoth Bogor

Bogor merupakan satu dari ribuan daerah di Indonesia yang juga mematuhi kepurutusan para pendiri negara ini. Koningin Wilhelmina Kerk, sebuah nama yang sangat asing bahkan bagi banyak warga Bogor. Hanya saja, begitu ditanyakan Gereja Ayam anda akan dirujuk ke sebuah tempat. Kalau anda mengikuti arahan yang diberikan anda akan sampai ke sebuah tempat ibadah bernama Gerea Zebaoth.

Di beberapa gereja yang dibangun pada masa kolonial, gambar ayam jantan kerap dijadikan ornamen penghias pucuk atapnya sehingga cukup banyak gereja yang dijuluki gereja ayam. Tak Cuma di Jakarta, Bogor pun memiliki gereja yang dijuluki sebagai gereja ayam. Di kota hujan ini, gereja itu bernama Gereja Zebaoth yang berada di jalan Ir. H. Juanda, dekat dengan pintu masuk ke Kebun Raya.

Gereja Zebaoth Bogor luar
Indahnya Gereja Zebaoth dilihat dari Kebun raya Bogor

Gereja Zebaoth Bogor dibangun pada 1920 yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh gubernur jenderal Hindia Belanda ke-61, J.P. Graaf Van Limburg Stirum. Pembangunan gereja tersebut untuk menjawab kebutuhan para wisatawan Belanda yang berkunjung ke Bogor pada masa colonial. Gereja ini menjadi gereja yang khusus mengadakan misa bagi pejabat-pejabat colonial Belanda dan warga Eropa yang menetap di Bogor.

Mengikuti pasang surut perjalanan politik, gereja ini kerap berpindah pengelola, mengikuti siapa yang berkuasa setelah Belanda kalah oleh Jepang. Namun tradisi misa dalam bahasa Belanda yang berlangsung hingga 1962. Nama Gereja Zebaoth sendiri baru mulai digunakan pada 1985.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari sentul.city

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca