Tradisi Mapag Penganten : Pernikahan Adat di Bogor

Tradisi Mapag Penganten – Pernikahan merupakan hal yang sacral bagi setiap orang, sehingga hari pernikahan merupakan hari yang sangat istimewa dan banyak orang yang mempersiapkannya dengan ebaik mungkin, tidak terlepas dari adat dan tradisi. Meskipun sudah banyak orang yang menggunakan pernikahan yang modern tapi masih banyak juga loh yang masih menggunakan adat dan tradisi. Seperti pernikahan suku sunda di Bogor yang masih banyak menggunakan Tradisi Mapag Penganten.

Tradisi Mapag Penganten - penjemputan

Nah kira-kira apa ya itu tradisi mapag pengenten. Mapag Panganten adalah istilah dalam bahasa Sunda yang berarti “Menjemput Pengantin”. Mapag = Menjemput, Panganten = Pengantin.

Yapss, sesuai dengan nama tradisinya. Mapag penganten merupakan Prosesi menjemput pengantin. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh orangtua dan keluarga saja. Tetapi akan melibatkan satu tim tambahan, yang biasanya dilakukanoleh tokoh adat yang sudah profesional, seperti Ki Lengser.

Tradisi Mapag Penganten - Ki Lengser

Ki Lengser ini adalah tokoh sentral dalam prosesi mapag panganten yang berupa figur seorang tua berpakaian ala sunda dengan baju kampret dan totopong (ikat kepala). Ki Lengser ini akan menjadi tokoh utama dalam tradisi ini.

Dalam tradisi Mapag Penganten ini ada beberapa orang yang memiliki tugas tugas berbeda seperti :

Pembawa payung, nah yang menjadi petugas pembawa patung ini akan menjemput pengantin yang datang dan kemudian akan memayungi pengantin atau pasangan pengantin sampai ke tempat yang ditetapkan, seperti pelaminan

Satu tim dayang-dayang/penari : sesuai sama nama tugas nya. Tim ini yang akan menari dan bergerak sesuai dengan irama music dan menghibur para tamu.

Baca Juga : Wisata Alam Jonggol : Rumah Pohon Jonggol

Para pemain musik degung Sunda , pemain musik ini akan memain kan alat music khas sunda, tetapi akhir-akhir ini sudah jarang yang lihai dan bisa memainkannya sehingga beberapa acara menggantinya dengan instrument musik saja.

Penyambutan ini mengibaratkan pengantin sebagai raja dan ratunya yang harus diperlakukan spesial dan disambut secara spesial. Karena tradisi ini menganut pepatah bahwa “pengantin adalah sang Raja dan Ratu Sehari”

Prosesi dimulai ketika mempelai akan memasuki area pernikahan, biasanya dengan aba-aba dari pembawa acara, tim “mapag panganten” akan bergerak menyambut kedatangan mereka. Tentunya diiringi dengan alunan suara music khas Sunda.

Baca Juga : Rumah Air BNR : Menyantap Kuliner Seru Disini

Kemudian Dayang-dayang akan menari sesuai irama musik, sedangkan ki lengser akan melakukan tarian dalam gerakan yang lucu dan mengundang perhatian, serta sang pembawa payung yang juga tidak mau kalah menari dengan payung di tangan.

Ketika sudah sampai di depan mempelai, mereka akan menyambut kedatangan mempelai pengantin ini atau bisa kita sebut sang raja/ratu sehari. Sang pembawa payung akan memayungi pengantin, ki lengser akan memandu raja dan ratu sehari ke pelaminan dan dayang-dayang akan mengiringi sambil menari sampai tiba di podium dimana kursi pelaminan berada.

Durasi Mapag Pengantin ini lumayan lama karena biasanya ada dialog antar keluarga sehingga dpat memakan waktu antara 20-30 menit . Mapag Penganten ini dapat dilakukan sesuai kesepakatan keluarga bisa dilakukan saat mempelai pria datang sebelum prosesi Akad Nikah, atau bisa dilakukan setelah prosesi Akad Nikah.

Belakangan ini penggunaan tradisi mapag panganten sendiri juga berkembang bukan lagi sekedar untuk acara pernikahan saja, tetapi juga saat acara-acara dimana ada tamu penting datang. Bahkan, perpisahan sekolah di Bogor pun tidak jarang menggunakan tradisi ini, seperti yang dilakukan sekolah Borcess (Bogor Center School).

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari sentul.city

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca