Prasasti Batu Tulis : Situs Bersejarah Di Bogor

prasasti batu tulis

Prasasti Batu Tulis : Indonesia merupakan negara kemaritiman, penyebutan nama tersebut tidak serta merta diberikan namun berdasarkan banyaknya kepulauan di Indonesia yang terbentang luas, hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya jumlah pulau yaitu 17.504 pulau, dimana dari jumlah tersebut terdapat 16.065 yang sudah dibakukan namanya di PBB. Hal ini yang menjadikan Indonesia di zaman dahulu memiliki banyak kerajaan-kerajaan yang berdiri berdasarkan daerah teritorialnya masing-masing. Jawa Barat sendiri dahulunya memiliki banyak kerajaan-kerajaan baik kerajaan Hindu maupun kerajaan Islam. Kali ini kita akan membahas salah satu situs bersejarah peninggalan kerajaan Hindu yang ada di kota Bogor yaitu Prasasti Batu Tulis.

prasasti batu tulis

Prasasti ini adalah situs bersejarah yang menjadi bagian sejarah tak terpisahkan dari Kota Bogor. Peninggalan bersejarah ini berada di sebuah area dengan ukuran sekitar 17×15 meter saja. Pada bagian dalam terdapat sebuah bangunan berbentuk rumah kecil dan di area dalam terdapat beberapa buah batu. Prasasti ini menjadi bukti akan keberadaan ibukota Pajajaran yang berlokasi di Pakuan (Bogor). Prasasti itu sendiri dalam pengertiannya yaitu piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Prasasti ini dibuat oleh Prabu Surawisesa, Raja Sunda yang berkuasa selama 14 tahun (1521-1535M) sebagai peringatan untuk mengenang kejayaan sang ayahanda, Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi ( 1482 – 1521M). Pada Prasasti ini terdapat tulisan latin aksara sunda yang berbunyi;

Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun,
diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana
di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata
pun ya nu nyusuk na pakwan
diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang
ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyan sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi.

Terjemahannya adalah sebagai berikut:

“Semoga selamat. Inilah tanda peringatan (untuk) Prabu almarhum, dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana, dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit (pertahanan) di Pakuan. Dia anak Rahyang Dewa Niskala yang mendiang di Gunatiga, cucu Rahyang Niskala Wastu Kancana yang mendiang di Nusa Larang. Dialah yang membuat tanda peringatan gunung-gunungan, mengeraskan (jalan) dengan batu, membuat hutan samida, membuat Sanghiyang Talaga Rena Maha Wijaya. Ya dialah (yang membuat semua itu). (ditulis) Dalam tahun Saka lima-pandawa-pangasuh-bumi.”

prasasti batu tulis

Situs bersejarah ini kerap kali dikunjungi oleh para wisatawan kota Bogor atau kunjungan anak-anak sekolahan disekitaran kota Bogor yang hendak mendalami sejarah secara langsung atau sekedar menjadi tempat pemotretan dokumentasi kegiatan. Untuk masuk ke tempat bersejarah ini pengunjung tidak dikenakan biaya cukup memberi sumbangan suka rela.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari sentul.city

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca