Alat Musik Tradisional Sunda : Karinding

Alat Musik Tradisional Sunda karin

Alat Musik Tradisional Sunda – Di tengah perkembangan musik yang semakin canggih keberadaan alat musik tradisional tidak pernah hilang dan masih banyak diminati oleh banyak orang. Bahkan beberapa alat musik tradisional Indonesia telah dikenal mancanegara.

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keragaman alat musiknya. Hal ini tak lepas karena kekayaan budaya masyarakatnya. Ada begitu banyak alat musik yang bisa kamu temui dan semuanya memiliki keunikannya masing-masing.

Alat Musik Tradisional Sunda tiup

Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapiens yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu kapan manusia mulai mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika, sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun lalu telah ada perubahan evolusi pada otak manusia (sumber).

Alat musik tradisional Indonesia sangat beragam, dengan khas dan keunikannya masing-masing. Salah satu yang ada di Nusantara adalah Karinding sebagai Alat Musik Tradisional Sunda.

Beberapa wilayah memainkan alat musik ini dengan sebutan yang berbeda-beda, namun Karinding lebih dikenal sebagai alat musik khas dari Sunda. Bentuknya yang kecil dan sederhana, alat musik ini masuk ke dalam jenis idiofon atau lamelafon.

Alat Musik Tradisional Sunda Karinding biasanya dimainkan secara solo atau grup (berisi 2 sampai 5 orang). Seorang diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem (rythm).

Suara yang dihasilkan dari getaran jarum karinding biasanya bersuara rendah. Suara yang keluar biasanya terdengar seperti suara wereng, belalang, jangkrik, burung, dan lain-lain. Yang zaman sekarang dikenal dengan istilah ultrasonik. Sekarang karinding biasa kolaborasikan dengan alat musik lainnya

Alat Musik Tradisional Sunda alat

Menurut sejarah, Karinding sudah hadir sejak enam abad yang lalu, alat ini juga lebih tua dari alat musik kecapi. Karinding terbagi ke dalam tiga ruas. Pada bagian ruas pertama yang berada di ujung untuk mengetuk agar memperoleh resonansi pada bagian tengah. Bagian ruas tengah, memiliki guratan yang akan bergetar saat diketuk jari. Kemudian ruas ketiga pada bagian kiri dijadikan sebagai pegangan.

Untuk dapat memperoleh suara yang indah, Karinding harus ditiup dan dikombinasikan dengan diketuk atau ditepuk pada bagian tengah. Suara yang dihasilkan tergantung dari olahan rongga mulut, lidah dan napas.

Dalam bentuk yang sederhana, Karinding dianggap sebagai arahan untuk tetap yakin, sabar, dan sadar. Saat memukul atau mengetuk alat musik tersebut harus yakin dan sabar, sehingga menimbulkan bunyi atau suara. Sadar bahwa suara yang keluar merupakan suara alat musik dan bukan suara kita.

Di dalam Karinding terdapat pula norma-norma ketuhanan, kemanusiaan, kemasyarakatan, terdapat hukum waktu, hukum menetapkan kenegaraan, kemudian menentukan demografi kependudukan.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari sentul.city

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca