Taman Nasional Alas Purwo – Adalah taman nasional yang penuh misteri. Terletak di ujung timur Kabupaten Banyuwangi, tempat ini begitu misterius sehingga banyak yang percaya bahwa tempat ini angker.
Taman nasional seluas 43.000 hektar ini menawarkan banyak gua yang dapat dijelajahi wisatawan. Salah satu gua yang paling terkenal adalah Gua Istana, yang diyakini sebagai tempat untuk mempelajari ilmu gaib.
Hal ini dapat dimaklumi, karena penduduk setempat percaya bahwa Gua Istana adalah tempat untuk bertemu dengan Nyi Roro Kidul, penguasa pantai selatan.
Tidak seperti Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Alas Purwo terutama digunakan untuk wisata spiritual, meskipun juga menawarkan beberapa objek wisata lainnya.
Sementara itu, Taman Nasional Baluran utamanya digunakan untuk tujuan pendidikan dan rekreasi. Nama Alas Purwo sendiri berarti “hutan pertama” atau “hutan tertua” di Jawa. Purwo dalam bahasa Jawa berarti “kawitan” atau “awal”, sehingga berarti “hutan pertama” atau “hutan tertua” di Jawa.
Sejarah Taman Nasional Alas Purwo
Dengan luas 43.420 hektar dan ketinggian maksimum 322 meter di atas permukaan laut, taman ini merupakan hutan tertua di Jawa. Taman ini memiliki 580 spesies flora dan 50 spesies fauna di seluruh hutan.
Taman ini dibagi menjadi empat zona: zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, dan zona penyangga. Pada tahun 1976, penduduk daerah Tegaldlimo secara tidak sengaja menemukan area ini, saat sedang membuka hutan untuk pertanian.
Pilihan Editor :
Hal ini disebabkan karena daerah tersebut cukup makmur berkat hasil pertaniannya. Kemudian, masyarakat menemukan beberapa gundukan tanah, dan setelah menggali, ternyata terdapat bongkahan batu bata yang masih tertumpuk rapi.
Kemudian, warga setempat mengambil dan membawanya pulang. Ada yang menggunakannya sebagai kompor dapur, ada pula yang menggunakannya sebagai ubin lantai.
Akibatnya, banyak bencana menimpa masyarakat. Ada yang jatuh sakit, ada yang jatuh, dan sebagainya. Akhirnya, setelah diselidiki lebih lanjut, warga mengembalikan bongkahan batu tersebut ke lokasi semula.
Kekhawatiran ini juga didengar oleh Balai Arkeologi, yang menetapkan Situs Alas Purwo sebagai peninggalan sejarah. Sementara itu, masyarakat Hindu di sekitarnya juga turut serta dalam menghormati dan melestarikan situs tersebut.
Masyarakat Hindu kemudian membangun sebuah pura sekitar 65 meter dari Situs Alas Purwo. Akibatnya, banyak umat Hindu datang ke sana untuk beribadah.
Objek Wisata Taman Nasional Alas Purwo
Sebagai sebuah taman nasional, Alas Purwo memiliki beberapa objek wisata yang menarik banyak wisatawan untuk menikmati keindahan alamnya.
Tidak hanya warga Jawa Timur, tetapi banyak wisatawan dari daerah lain juga datang ke objek wisata ini. Anda bahkan dapat menikmati paket wisata kami ke Banyuwangi untuk merasakan keindahan Taman Nasional ini.
Topografi wilayahnya yang datar, landai, dan sedikit bergelombang, dengan beberapa bukit dan Gunung Lingga Manis yang mencapai puncaknya 322 meter, serta pantai-pantai yang indah, membuat objek wisata ini semakin populer.
Lebih lanjut, iklim dan hidrologi wilayah ini berkisar antara 22 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembapan udara berkisar antara 40% hingga 80%, dan curah hujan rata-rata berkisar antara 1.000 hingga 1.500 mm per tahun.
Lebih lanjut, keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat di objek wisata ini berkontribusi pada tingginya keanekaragaman hayati. Taman nasional ini juga memiliki spesies endemik, unik, langka, dan migrasi.
Lokasi
Taman nasional ini terletak di dua kecamatan: Tegaldlimo dan Kalipura, Kabupaten Banyuwangi. Taman ini berjarak sekitar 60 kilometer di selatan Kota Banyuwangi, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 45 menit.
Destinasi di Taman Nasional Alas Purwo
Sebagai destinasi wisata, Taman Nasional ini menawarkan beberapa objek wisata yang tersebar di seluruh areanya. Namun, kami hanya akan membahas beberapa objek wisata yang tersedia di sini, termasuk
Pura Luhur Giri Salaka
Salah satu destinasi Tirta Yatra di Banyuwangi adalah Pura Luhur Giri Salaka, sebuah situs suci yang terletak di tengah hutan dan juga merupakan peninggalan bersejarah.
Pura ini terletak tidak jauh dari situs suci tersebut, yang konon pernah menjadi tempat ibadah umat Hindu di daerah tersebut pada zaman dahulu.
Situs suci peninggalan Kerajaan Majapahit ini baru ditemukan oleh para pendatang di sekitar Alas Purwo sekitar tahun 1976.
Saat ini, banyak umat Hindu di Bali yang melakukan perjalanan spiritual Tirta Yatra ke Blambangan dan Alas Purwo. Tak heran jika banyak orang datang ke pura ini hampir setiap hari untuk beribadah.
Savannah Sadengan
Salah satu ekosistem paling menarik di kawasan ini adalah Sabana Sadengan, destinasi wisata yang populer.
Hutan padang rumput seluas 84 hektar ini menawarkan pemandangan alam yang memukau bagi pengunjung. Anda dapat melihat banteng, rusa, dan burung merak berkeliaran di sekitarnya.
Hutan ini dapat diakses secara bebas, tetapi pihak pengelola telah memasang pagar untuk mencegah masuknya hewan liar ke area tersebut demi keselamatan semua orang. Banyak satwa liar masih berkeliaran bebas di sini.
Namun, jika pengunjung ingin memasuki sabana, mereka akan didampingi oleh penjaga Taman Nasional.
Selain itu, pihak pengelola telah menyediakan fasilitas pendukung, termasuk kafetaria, toilet, mushola, kantor, dan menara tiga lantai agar pengunjung dapat menikmati pemandangan yang lebih tinggi.
Pantai Cungur
Taman nasional ini menawarkan berbagai objek wisata pantai, termasuk Pantai Plengkung/Pantai G Land, Pantai Pancur, Pantai Ngagelan, dan Pantai Cungur. Terletak di bagian barat Taman Nasional (TNAP), Pantai Cungur menawarkan perpaduan hutan dataran rendah, hutan bakau, dan hutan pantai. Pantai ini juga berfungsi sebagai habitat perkembangbiakan burung air. Setiap tahun, berbagai spesies burung migran berbondong-bondong ke Pantai Cungur.
Selain itu, terdapat muara air tawar yang diyakini penduduk setempat memiliki khasiat penyembuhan, termasuk kemampuan untuk meremajakan dan membersihkan wajah.
Waktu Terbaik untuk Mengunjungi Alas Purwo
Waktu terbaik untuk mengunjungi taman nasional ini adalah saat musim kemarau, karena Anda akan melihat keindahan hutan yang membentang dari barat ke timur. Selain itu, jika Anda ingin melakukan ritual di Pura Giri, Anda tidak akan kehujanan.



